Pages

Selasa, 26 Maret 2013

SYAHRUL RAHMAN 112310045

Menekan Tingkat Pengembalian ProdukPDFCetakE-mail
Senin, 25 Maret 2013 16:36
pengembalian produk
Meskipun pendekatan tradisional pengembalian produk tidak lagi efektif dalam skenario pasar sekarang, tingkat pengembalian produk yang sangat tinggi juga tidak sehat. Tigkat pengembalian produk yang tinggi tentu menunjukkan adanya suatu kesalahan dalam perusahaan, entah itu dalam perusahaan atau pada sisi pemasok dan konsumen. Tergantung pada jenis industri, tingkat optimal pengembalian produk bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Pengembalian apapun di atas tingkat optimal ini harus dihindari oleh perusahaan (Petersen dan Kumar, 2012). Mari kita temukan alasan-alasan pengembalian produk yang paling sering ditemui dan solusi yang bisa diberikan yang dapat menghindari pengembalian produk di atas ambang batas maksimumnya.
Tindakan pemeliharaan kualitas yang ketat
Kapanpun terjadi pengembalian, yag dipertanyakan pertama selalu kualitas produk yang terjual. Jika produk yang terjual memiliki cacat, keluhan konsumen dan pengembalian produk tak bisa dihindari. Maka dari itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mengikuti prosedur pemeliharaan kualitas produk yang ketat selama proses produksi agar memastikan bahwa produk yang akan dijual tidak memiliki cacat saat  pengiriman (Coyle dkk., 2009).
Manajemen jaringan suplai yang efektif
Tindakan pemeliharaan kualitas yang ketat di pabrik hanya bisa menghindarkan kita dari kesalahan produksi tetapi salah satu penyebab paling umum pengembalian produk ialah seringnya terjadi kesalahan dalam penanganan dan penundaan selama transit pengiriman barang. Manajemen jaringan suplai yang efektif memastikan bahwa produk tidak rusak selama masa transit dan bahwa barang akan sampai ke tujuan tepat waktu (Wisner dan Stanley, 2008).
Pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan dan ekspektasi konsumen
Sering produk dikembalikan saat tidak memenuhi syarat dan harapan konsumen (Wisner dan Stanley, 2008). Banyak konsumen melakukan pembelian impulsif terutama selama masa pemberian diskon tetapi kemudian saat menemukan cacat di produk yang dibelinya, mereka mengembalikannya. Jadi perusahaan harus melaksanakan riset pasar yang benar terkait dengan faktor produk, harga, promosi dan tempat agar pengembalian produk bisa ditekan.

Analisis komprehensif tentang strategi pesaing
Analisis campuran pemasaran tentu penting artinya tetapi pada saat yang sama juga memberikan hasil yang kurang lengkap karena ketiadaan analisis menyeluruh mengenai strategi kompetitor. Penting untuk dipahami bahwa konsumen juga mengembalikan produk bukan karena produk itu jelek tetapi karena mereka menemukan produk yang lebih murah atau penawaran yang lebih bagus di tempat lain. Sehingga perusahaan harus lebih waspada dengan strategi pesaing untuk menekan pengembalian produk.

Edukasi untuk tim penjualan
Tim penjualan bertindak sebagai antarmuka antara perusahaan dan konsumennya. Apakah itu dalam masalah penjualan online atau penjualan offline, pembelian konsumen bergantung sekali pada efektivitas tim penjualan dalam menangani pertanyaan secara memuaskan. Tim penjualan harus dididik dengan baik dan dilatih dengan sungguh-sungguh dan di saat yang sama dikomando untuk tidak membuat janji yang tidak benar pada konsumen mengenai kinerj aproduk dan spesifikasi teknisnya.
Edukasi purna jual pada konsumen
Namun, alasan lain di balik pengembalian produk terutama untuk produk elektronik ialah seringnya konsumen tidak dapat memahami cara pemasangan atau penggunaan produk. Tak peduli seberapa bagusnya produk Anda, akan sia-sia saja jika konsumen tak bisa menggunakannya. Sehingga Anda harus fokus agar desain produk dilaksanakan sesederhana mungkin dan perusahaan harus mendidik konsumen mengenai cara pemasangan dan penggunaan produknya dengan jalan bantuan online atau pemberian buku petunjuk penggunaan yang mudah dipahami (Charlton, 2005).
Memenuhi syarat yang dimuat dalam peraturan dan lingkungan
Alasan lain pengembalian produk berhubungan dengan sesuai tidaknya produk dengan aturan perundangan dan lingkungan hidup di negara yang bersangkutan yang mengakibatkan penarikan produk oleh si penjual  ((Wisner dan Stanley, 2008). Ini bukan disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan konsumen tetapi sama pentingnya untuk diatasi. Dengan mematuhi persyaratan tersebut, perusahaan bisa menghindari pengembalian.
Dorong konsumen beropini
Ulasan pelanggan mengenai produk perusahaan sering berguna sebagai sumber yang tepercaya dalam memahami fitur yang diapresiasi oleh konsumen dan kelemahan yang ditemukan. Maka dari itu, dengan mendorong mereka untuk memberikan opini mengenai produk, perusahaan dapat memulai proses perbaikan yang kontinu agar tingkat pengembalian produk terkendali. (*Akhlis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar