Pages

Jumat, 21 Juni 2013

Balapan Harga Jelang BBM Naik

Hampir semua komoditas pertanian mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Kaget dan heran. Itulah yang dirasakan masyarakat saat harga jengkol menembus angka Rp 60 ribu/kg. Komoditas yang selama ini tak pernah diperhitungkan dalam perdagangan produk pertanian menjadi salah satu isu nasional.
Jika melihat perkembangan harga beberapa komoditas, khusus pangan, maka bukan hanya jengkol yang melambung tinggi. Beberapa komoditas sudah terlebih dahulu merangkak naik. Sebut saja, daging sapi yang sejak tahun lalu tak bergeming dari angka Rp 80 ribu/kg.
Begitu juga harga komoditas pertanian lainnya, seperti bawang putih, bawang merah,  daging ayam  broiler cenderung naik. Data Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementrian Pertanian, tren kenaikan harga beberapa komoditas pertanian sudah berlangsung sejak tahun lalu.
Misalnya, harga beras kualitas medium. Harga rata-rata pada April 2013 dibandingkan dengan April 2012 di kabupaten sentra produksi  dan kota besar meningkat masing-masing sebesar  1,45 persen dan 6,44 persen. Harga beras medium di sentra produksi kini mencapai Rp 6.900/kg, sedangkan di kota-kota besar Rp 7.800/kg.
Pada periode yang sama, komoditas jagung juga mengalami peningkatan, di sentra produksi sebesar 8,23 persen atau menjadi Rp 2.500/kg dan dan di kota besar 19,26 persen atau Rp 4.800/kg. Begitu juga terjadi pada kedelai, di sentra produksi naik sebesar 25,79 persen menjadi Rp 6.400/kg dan di kota besar naik 27,01 persen menjadi Rp 8.300/kg.
Lebih fantastis lagi adalah kenaikan harga bawang. Jika dibandingkan year to year antara tahun 2012 dengan 2013, maka kenaikannya lebih dari 100 persen. Untuk bawang merah, kenaikan harga di sentra produksi mencapai 344,60 persen atau menjadi Rp 29.000/kg dan di kota besar naik 270,25 persen atau menjadi Rp 36.000/kg.
Kenaikan harga bawang putih juga tak berbeda jauh, meski lonjakannya tak sehebat ‘saudara tirinya’ yakni bawang merah. Dibandingkan April 2012, harga bawang putih per April lalu di grosir naik mencapai 122,68 persen dan di tingkat eceran 94,07 persen atau masing-masing menjadi Rp 22.400/kg dan Rp 25.000/kg. Harga bawang putih saat ini sudah lebih baik ketimbang Maret lalu yang sempat menembus angka Rp 35 ribu/kg.

Dipicu Produksi dan Kenaikan BBM
Kenaikan harga beberapa komoditas pangan memang bukan hanya karena faktor produksi, tapi juga dipicu dari rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Dilihat dari sisi produksi. Misalnya, harga daging yang tetap bertengger di angka Rp 80 ribu/kg. Hal ini karena memang produksi daging sapi di dalam negeri masih kurang. Tahun 2013, Indonesia diperkirakan mengimpor sebanyak 80 ribu ton.
Begitu juga dengan harga jagung dan kedelai. Dua komoditas ini, Indonesia pun masih mengandalkan impor. Komoditas jagung. Meski pemerintah mengklaim produksi dalam negeri mencapai 18 juta ton, tapi kenyataannya masih ada impor hingga mencapai 700 ribu pertahun.
Untuk kedelai, produksi dalam negeri diperkirakan hanya 1,2 juta ton pertahun, padahal kebutuhan mencapai 2,5 juta ton. Artinya, untuk menutupi kebutuhan tersebut harus dipasok dari impor yang jumlahnya mencapai 1,3 juta ton pertahun.
Kasus bawang merah dan bawang putih yang sempat mencuat beberapa waktu lalu juga tidak lepas dari persoalan produksi. Untuk bawang merah, Indonesia sebenarnya mampu memproduksi. Tapi persoalannya, pasokannya tidak bisa kontinyu sepanjang tahun. Bawang merah di Indonesia umumnya panen saat musim kemarau, sehingga saat musim hujan kerap terjadi kelangkaan.
Kasus berbeda yang terjadi dengan bawang putih. Lonjakan harga komoditas ini karena memang Indonesia masih mengandalkan pasokan impor. Hampir 90 persen kebutuhan dalam negeri harus dipasok dari impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang tahun 2012, Indonesia mengimpor 415.000 ton bawang putih dari beberapa negara dengan nilai 242,3 juta dolar AS atau senilai Rp 2,3 trilyun.
Kenaikan harga beberapa komoditas pertanian tersebut pun dipicu rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Wacana kenaikan yang pemerintah munculkan sejak tahun lalu justru menjadi ajang balap harga. Naiknya harga BBM akan berdampak langsung dengan kenaikan biaya angkutan yang kemudian berimbas pada harga barang dan jasa.
Apalagi kini masyarakat Indonesia akan memasuki hari besar keagamaan, puasa dan Lebaran. Spekulasi harga akan bertambah, sehingga menyebabkan harga bakal terdongkrak kembali. Jangankan untuk membuat semur daging, semur jengkol pun sulit. []Joe Lian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar