Pages

Sabtu, 08 Juni 2013

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Harga Saham By: M. Romi

 Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap harga Saham

Pasar modal adalah salah satu entitas bisnis yang paling kompleks. Pasar modal dalam banyak hal sangat menentukan kehidupan perekonomian suatu negara. Bahkan tidak jarang keberadaan pasar modal kerap juga menjadi salah satu indikator untuk mengukur maju tidaknya tingkat perekonomian suatu negara.

Pada umumnya badan usaha masuk ke pasar modal dalam rangka mencari tambahan dana dalam jumlah yang besar dan cepat dari investor atau masyarakat. Pasar modal berperan besar sebagai alternatif pembiayaan/ pendanaan jangka panjang perusahaan selain perbankan. Peran tersebut semakin signifikan tatkala potensi ekonomi terus tumbuh dan berkembang sehingga perusahaan-perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayai investasi dan perluasan usaha dan upaya untuk menangkap peluang-peluang bisnis. 

Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 

Sedangkan pengertian pasar modal menurut Basir (2005:5) pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan baik dalam bentuk utang atau modal sendiri. 

Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha. Pengembangan pasar modal selain bertujuan untuk menambah pengetahuan masyarakat diluar perbankan, juga merupakan sumber potensial bagi perusahaan yang memerlukan dana jangka menengah dan jangka panjang. Melalui penerbitan saham atau obligasi, perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal (capital experditure) jangka panjang tanpa tergantung pada pinjaman bank atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah peluang untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar serta peningkatan status perusahaan sebagai perusahaan publik sehingga akses untuk pendanaan menjadi semakin besar dan luas.
Pada umumnya, investor yang menanamkan modalnya di pasar modal mengharapkan deviden dan capital gain. Deviden merupakan bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan capital gain merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham. (Rusdin, 2008: 61).
Harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal. Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka harga saham tersebut akan bergerak turun. Meskipun demikian perlu diingat, tidak ada bursa saham yang terus menerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus menerus turun. Pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu.
Selain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, harga saham juga dipengaruhi oleh persepsi pasar terhadap kondisi perusahaan saat ini dan prestasi yang mereka harapkan di masa yang akan datang. Secara umum, harga saham dipengaruhi langsung dengan cepat oleh informasi yang telah tersedia di masyarakat. Dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham umumnya akan bergerak searah.

Para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja keuangan suatu perusahaan, dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya pada saham lain. Apabila banyak investor yang menjual suatu saham, hal tersebut dapat mengakibatkan turunnya harga saham di pasar modal.
Berdasarkan analisis rasio-rasio keuangan, para pemegang saham cenderung akan menjual sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk, dan sebaliknya akan mempertahankan sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut baik. Demikian juga dengan calon pemegang saham, jika rasio keuangan dari perusahaan buruk, maka investor cenderung untuk tidak menginvestasikan modalnya, sebaliknya jika rasio keuangan dari suatu perusahaan baik, maka investor cenderung untuk menginvestasikan modalnya.
Kecenderungan-kecenderungan dari perlakuan pemegang saham maupun calon pemegang saham atas analisis rasio keuangan tersebut juga akan berpengaruh terhadap kecenderungan perubahan harga saham di pasar modal. Hal ini disebabkan adanya kelebihan permintaan (over demand) dan kelebihan penawaran (over supply) atas saham yang ada dipasar modal.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini antara lain : kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang ada (solvability), kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan (growth opportunities), kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitability), prospek pemasaran dari bisnis dan hak-hak investor atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan (asset utilization). Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor eksternal antara lain : kurs, tingkat inflasi, suku bunga deposito. Faktor internal dan eksternal membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham, sehingga harga saham mempunyai kemungkinan berfluktuasi.
Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham dapat dilihat melalui laporan keuangan. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan, salah satu cara adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan karena analisis rasio merupakan alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang paling lengkap. Faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitability (profitabilitas) dengan menggunakan variabel return on equity, growth opportunities (penilaian) dengan menggunakan variabel price earning ratio, solvability (solvabilitas) menggunakan variabel debt to equity ratio, asset utilization (penggunaan asset) menggunakan variabel total assets turnover. Sedangkan faktor eksternal yang digunakan adalah kurs, tingkat inflasi dan suku bunga deposito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar